Monday, October 19, 2009

Ayo Bantu Sekolah (Jilid 2)

Rekan-rekan alumni dan pembaca blog yang terhormat, sebagai sebuah tantangan bagi kita dalam memajukan SMA Negeri 1 Jatiwangi, maka yang penting untuk dikenali adalah visi atau orientasi alumni untuk memajukan sekolah. Berkaitan dengan itu, maka untuk membangun antusiasme perlu rekan-rekan alumni ketahui bahwa “derajat” yang paling tinggi bagi sebuah sekolah adalah mencapai status “RSBI” (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional), kemudian naik menjadi “SBI” (Sekolah Berstandar Internasional). Itu orientasi pengembangan sekolah versi Depdiknas, yang kiranya juga penting untuk kita pahami (sebagai alumni) agar dapat membantu sekolah kita.

Berikut ini salah satu informasi tentang SBI, yang diambil dari febanjuri.blogspot.com (sudah-siapkah-sekolah-menjadi-sbi.html, Selasa, 13 Januari 2009).


“Dalam melaksanakan persiapan siswa untuk berkembang sebagai siswa yang unggul dan kompeten diperlukan fasilitas pendukung yang memadai. Fasilitas dalam proses KBM dan faktor pendukung pembelajaran harus dilengkapi, sehingga setiap siswa melaksanakan kegiatannya maka siswa dapat dengan mudah menemukannya. Fasilitas pendukung seperti media informasi dan teknologi harus mampu digunakan siswa, terutama internet harus dapat diakses siswa saat dibutuhkan dan diperlukan. Peran media komunikasi dan informasi sangat banyak untuk pengembangan kompetensi siswa dan hubungan siswa dengan pihak asing. Email adalah sarana yang murah untuk melaksanakan komunikasi jarak jauh, sehingga pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan tidak terbatas. Maka dari itu muncul program jardiknas oleh pemerintah sebagai masa depan online pendidikan di Indonesia. Bagaimana jika sudah ada fasilitas tetapi tidak digunakan? Tentunya biaya yang cukup mahal untuk membuat sekolah SBI akan terbuang percuma. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang cakap dan unggul untuk memanfaatkan fasilitas dan mengajarkan kegunaan serta manfaat yang ada di sekolah SBI. Untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan di sekolah SBI harus diterapkan sistem manajemen mutu. Manajemen inilah sebagai dasar pelaksanaan kegiatan penyelengaraan sekolah SBI. Dalam melaksanakan manajemen sekolah SBI harus membuat sistem manajemen yang tertata rapi dan teratur, sehingga jika data dan file dibutuhkan maka data dan file tersebut cepat ditemukan dan digunakan sesuai keperluannya. Bagi sekolah yang belum menjadi sekolah SBI harus dipersiapkan kelengkapannya utuk menjadi SBI. Syarat-syarat yang sudah dibahas hanya sebagian kecil dari kelengkapan untuk menjadi sekolah yang disebut Sekolah Bertaraf Internasional. Jangan sampai menjadi bomerang dan diplesetkan menjadi Sekolah Bertarif Internasional. Karena sistem penyelenggaraan dan pelaksanaan KBM tidak sesuai dengan standar Internasional tetapi biaya yang digunakan sesuai dengan pihak asing. Jelas bahwa tujuan pemerintah membentuk sekolah SBI adalah untuk meningkatkan mutu dari sekolah yang ada di Indonesia menjadi sekolah yang unggul dan mampu berkompetisi dengan sekolah-sekolah asing yang berada di luar negeri maupun yang sudah membuka di negara kita. Mampukah kita melaksanakannya? Itulah pertanyaan yang ahrus dijawab dan dilaksanakan oleh setiap sekolah di indonesia baik yang SBI maupun non-SBI”.


“Sekolah yang sudah memenuhi predikat sebagai sekolah SBI harus melaksanakan berbagai macam persyaratan yang telah ditetapkan oleh standar internasional. Di antara syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu yaitu sekolah harus mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 sebagai faktor utama sekolah melangkah ke SBI. Untuk mendapatkan sertifikat ISO tersebut sekolah harus melaksanakan beberapa pekerjaan dan kegiatan yang dilaksanakan dalam proses apapun di sekolah. Proses tersebut meliputi dari proses kegiatan belajar mengajar, proses pembinaan siswa dan guru, dan yang paling penting proses penyelenggaraan sekolah yang meliputi manajemen sekolah yang baik. Di dalam poin ISO sekolah harus melaksanakan kontrak kerja atau janji kinerja sekolah dalam proses penyelenggaraan dan proses kegiatan belajar mengajar. Janji kinerja tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh komunitas atau sivitas di sekolah tersebut. Jika janji kinerja tersebut tidak terlaksana maka sertifikat ISO yang telah didapatkan harus ditinjau ulang oleh pihak pemberi sertifikat dan kemungkinan bisa diturunkan status sekolah tersebut menjadi sekolah biasa. Kegiatan yang sangat mencolok dalam proses KBM dan kegiatan ekstrakurikuler di SBI adalah penggunaan dwibahasa atau bilingual. Komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan guru dengan guru harus menggunakan bahasa internasional yang dalam hal ini biasanya menggunakan Bahasa Inggris. Untuk melakukan hal itu perlu dipersiapkan kemampuan dari elemen sekolah, dari penyelenggara sampai pelaksana pembelajaran di sekolah. Persiapan tersebut bisa berupa pemberian les bahasa Inggris kepada siswa, guru, dan karyawan. Jika sekolah yang sudah di “cap” sebagai SBI masih menggunakan Bahasa Indonesia saja dalam komunikasi antar siswa, guru, dan karyawan maka sekolah tersebut belum layak untuk disebut sebagai sekolah SBI. Karena ciri khas yang paling menonjol untuk sekolah SBI adalah sekolah harus sejajar dengan sekolah di luar negeri dengan kemampuan yang sama, sehingga jika para peserta didik bertukar atau berkooperasi dengan sekolah di luar negeri maka interaksi yang mungkin harus menggunakan komunikasi yang efektif lewat bahasa internasional”.


Untuk mengetahui sekolah mana saja yang sudah SBI di Indonesia (sbi.dikmenum.go.id, 3 July 2009), berikut ini disajikan daftar sekolah (118 SMA) yang sudah berstatus SBI :

DKI Jakarta
SMAN 3 Jakarta
SMAN 21 Jakarta
SMA Islam Al-Azhar Kelapa Gading
Jawa Barat
SMAN 2 Cibinong
SMAN 1 Sumber
SMAN 2 Kuningan
SMAN 1 Purwakarta
SMAN 1 Singaparna
SMAN 2 Cimahi
SMAN 1 Ciamis
SMAN 1 Indramayu
SMAN 1 Manonjaya
SMAN 1 Cirebon
Jawa Tengah
SMAN 1 Blora
SMAN 1 Boyolali
SMAN 1 Demak
SMAN 1 Purwodadi
SMAN 1 Jepara
SMAN 1 Karanganyar
SMA Muhammadiyah Wonosobo
SMAN 1 Wonosobo
SMAN 1 Pekalongan
SMAN 2 Semarang
SMAN 1 Banyumas
SMAN 3 Cilacap
SMAN 1 Boja
SMAN 2 Pati
SMAN 1 Kedungwuni
SMAN 2 Temanggung
SMA 1 Batik Surakarta
SMAN 1 Purwareja Klampok
SMAN 3 Slawi
DI Yogyakarta
SMAN 2 Wates
SMAN 1 Sleman
SMAN 1 Bantul
SMAN 1 Kalasan
Jawa Timur
SMAN 1 Giri
SMAN 1 Talun
SMAN 1 Manyar
SMAN 2 Pare
SMAN 1 Lamongan
SMAN 2 Lumajang
SMAN 1 Kepanjen
SMAN 1 Sooko
SMAN 2 Ngawi
SMAN 1 Pamekasan
SMAN 1 Ponorogo
SMAN 1 Trenggalek
SMAN 1 Boyolangu
SMAN 2 Mojokerto
SMAN 1 Probolinggo
SMAN 2 Bondowoso
SMA Muhammadiyah 1 Gresik
SMAN 1 Kediri
SMAN 2 Jombang
SMA Ar Risalah Kediri
SMAN 1 Mojosari
SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo
SMAN 1 Sampang
SMAN 1 Sumenep
SMAN 2 Tuban
SMAN 2 Surabaya
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
SMAN 1 Batu
Nanggroe Aceh Darussalam
SMAN 4 Wira
SMAN 4 Takengon
SMA Sukmabangsa
Sumatera Utara
SMAN 2 Kisaran
SMAN 1 Sidikalang
MAN 1 Lubuk Pakam
Riau
SMAN 1 Bangkinang
SMAN 1 Pangkalan Kerinci
Jambi
SMAN 1 Batanghari
Sumatera Selatan
SMAN 3 Unggulan Kayuagung
SMA Xaverius Lubuklinggau
SMAN 2 Prabumulih
Lampung
SMAN 1 Way Jepara
Kalimantan Barat
SMA Santo Petrus
SMAN 1 Singkawang
Kalimantan Tengah
SMAN 2 Palangkaraya
Kalimantan Selatan
SMAN 2 Kandangan
SMAN 1 Amuntai
Kalimantan Timur
SMAN 1 Tanjung Selor
SMAN 1 Tanah Grogot
SMA Yayasan Pupuk Kaltim
Sulawesi Utara
SMAN 2 Bitung
SMAN 1 Tondano
Sulawesi Tengah
SMAN 5 Palu
Sulawesi Selatan
SMAN 1 Barru
SMAN 1 Pinrang
SMAN 2 Sengkang
SMAN 1 Makassar
Sulawesi Barat
SMAN 1 Polewali
Sulawesi Tenggara
SMAN 4 Kendari
SMAN 2 Raha
Maluku
SMAN 1 Ambon
SMAN Siwa Lima
Bali
SMAN 1 Kuta Utara
SMAN 3 Denpasar
SMAN 2 Amlapura
Nusa Tenggara Barat
SMAN 1 Bima
SMAN 5 Mataram
Papua
SMAN 3 Merauke
SMAN 1 Mimika
Bengkulu
SMAN 1 Argamakmur
SMAN 5 Bengkulu
Maluku Utara
SMAN 4 Ternate
Gorontalo
SMAN 1 Limboto
SMAN 1 Telaga
SMAN 1 Gorontalo
Bangka Belitung
SMAN 1 Sungailiat
Banten
SMAN 4 Pandeglang
SMA Pemb. Jaya Bintaro
Kepulauan Riau
SMAN 3 Batam
Papua Barat
SMAN 1 Manokwari

Beberapa pertanyaan kemudian muncul :

  1. Apakah orientasi untuk memperoleh status SBI ini terlalu berlebihan bagi SMA Negeri 1 Jatiwangi ?
  2. Sejauhmana sivitas sekolah (kepsek, guru, siswa, dan komite sekolah) SMA Negeri 1 Jatiwangi memiliki orientasi untuk memperoleh status SBI ?
  3. Apa yang mungkin bisa diperbuat oleh para alumni SMA Negeri 1 Jatiwangi untuk itu, selain sejumlah aktivitas yang sudah dilakukan selama ini ?

Tulisan ini mudah-mudah memberikan inspirasi bagi kita semua untuk memajukan SMA Negeri 1 Jatiwangi. Tulisan ini dibuat sesudah jam kantor, sebelum pulang ke rumah, bersama keluarga, yang juga sedang memikirkan untuk kemajuan anak-anak yang sedang berkuliah dan bersekolah, namun dihinggapi sedikit lamunan tentang masa lalu bersekolah di SMA Negeri 1 Jatiwangi. Salam untuk pak guru semua yang ada di sana. Terima kasih kepada yang sudah membaca artikel ini, mudah-mudahan juga tergelitik untuk memberikan komentar yang positif dan konstruktif. Mohon maaf bila ada kata yang salah dan khilaf.

Friday, October 16, 2009

Pesan dari Rekan Suhendy Casmita

Temen-temen almamater kita tercinta SMA Negeri 1 Jatiwangi sudah menghasilkan ribuan alumni lebih dari 25 angkatan ... Prestasi siswa juga membanggakan alumni tersebar di berbagai bidang pekerjaan tapi sayang ... seribu sayang ... bangunan fisik sangat menyedihkan ... dari 24 ruang yang hampir 75 % tidak layak lagi ... Bantuan dari pemerintah sangat terbatas, karena itu mari kita sisingkan lengan baju tuk membangun almamater kita.
Saya punya mimpi bila dari 25 angkatan dapat membangun masing-masing 1 (satu) ruang saja maka masalah bangunan akan terpecahkan ... apalagi kalau tiap kelas dapat membangun satu ruang ... ? wah ... indahnya ...

Alumni IPA angkatan 1981 (1978-1981) telah memulai dengan menyumbang sebesar Rp. 4.000.000 sebagai pembuka yang sekarang dananya tersimpan di Rekening alumni a,n SUHENDY CASMITA BCA KCP JATIWANGI NO. REK. 4180325811. Mangga diantos partisipasinya ...Bangunan yang terwujud akan dibuatkan prasasti ... sumbangan dari alumni ...

Ayo Bantu Sekolah (Jilid 1)

Berikut ini ada 3 (tiga) tulisan (di internet) yang perlu disimak oleh rekan sejawat alumni (yang bersekolah Tahun 1978-1981), the combat group, sebagai ketukan nurani untuk membantu sekolah, almamater SMA Negeri 1 Jatiwangi.


Keadaan bangunan di SMAN 1 JATIWANGI amatlah menyedihkan. Kenapa saya bilang begitu ??? Dilihat dari segi bangunannya yang tidak layak pakai untuk kegiatan belajar mengajar maupun masalah keuangan dalam membangun kelas baru. Menurut saya, potensi anak-anak di SMAN 1 JATIWANGI sangatlah tinggi terhadap suatu prestasi. Misalnya para siswa SMAN 1 JATIWANGI mampu menjadi juara dalam berbagai perlombaan baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Alumni SMAN 1 JATIWANGI banyak diterima di PTN diantaranya ITB, UI, IPB, UGM, UNPAD, UPI, UNDIP, POLBAN, masih banyak lagi yang belum dicantumkan. Namun hal itu bertolak belakang dengan kondisi bangunannya serta pasilatas yang ada di dalamnya. Dari sekian banyaknya SMA di Majalengka, dapat dikatakan SMAN 1 JATIWANGI yang paling parah bangunannya. Banyak ruang kelas yang hampir roboh, bocor, dan tak layak pakai. Waktu kelas XI, ada kejadian yang menggemparkan satu sekolahan yaitu jatuhnya seorang siswi kelas XI IPA 3. Dia jatuh dari lantai 2 ketika sedang menjalankan piket di kelasnya. Ketika dia akan membersihkan lantai dia malah menginjak papan penutup lantai yang bolong. Sehingga mengakibatkan dia jatuh dan terluka parah. (Dikutip dari : http://threezhe.blogspot.com/2025/02/sma-negeri-1-jatiwangi.html, 24 Februari 2008).


Sementara itu ada juga tulisan yang menyiratkan kondisi sekolah yang memang kurang nyaman, yakni sebagai berikut :


Bagaimana suasana di lingkungan smansaja (maksadna mah : SMA Negeri 1 Jatiwangi)? 1.Tidak nyaman, 2. Bangunan sangat memprihatinkan, 3. Tidak layak buat belajar,dll. (Dikutip dari : http://yahoo-smansaja.blogspot.com/2008/03/keadaan-sekolah-smansaja.html,, 26 Maret 2008).


Nah yang menarik adalah ada juga sekelompok alumni (Tahun 2007, demikian pula angkatan-angkatan lainnya, saya yakin) yang sudah mulai bergerak melakukan forum penggalangan dana untuk memajukan sekolah, seperti tulisan berikut ini :


Sahabat dengan secuil cerita tentang penderitan pendidikan di negeri yang katanya surga ini, pedulikah kita??? Sobat siapalagi kalau bukan kita!! Sahabat cerita di atas menghasilkan rumpian alumni 2007 pada tanggal 31 Desember 2008 di almamater tercinta SMA Negeri 1 Jatiwangi untuk merintis penggalangan dana yang hasilnya akan diberdayakan untuk beasiswa pendidikan adik – adik kita yang ada di SMA Negeri 1 Jatiwangi. Adapun besarnya sumbangan telah disepakati Rp 20.000,- atau lebih teknis penggalangan dana yaitu dengan Iuran pertahun. Sasaran kegiatan penggalangan dana beasiswa ini diutamakan adalah Alumni SMA N 1 Jatiwangi namun tidak tertutup di luar itu. (Dikutip dari : http://alumninezat07.blogspot.com/, 12 Maret 2009).


Demikian tulisan ini dibuat untuk menggugah hati nurani rekan sejawat alumni (1978-1981), the combat group. Kurangi hasrat reunian, kumpulkan uang sebagai donasi, mengalihkan rasa kangen bertemu dengan rekan-rekan, dengan cara menyalurkan donasi, kalau toh mesti reunian, kita tunggu saja insyaAllah Tahun 2019. Selamat dan sukses, berkeluarga dan berkarir, ayo bantu sekolah juga. Buat adinda dan ananda yang saat ini masih belajar di SMA Negeri 1 Jatiwangi, ayo semangat, belajar, dan berprestasi.

Penyerahan sedikit uang kadeudeuh buat sekolah

Dilaporkan oleh Bapak Suhendy Casmita, bahwa sumbangan alumni, sedikit uang kadeudeuh buat sekolah sudah disampaikan kepada Bapak Sekolah, pada Hari Senin, Tanggal 12 Oktober 2009. Bapak Suhendy Casmita, atas ijin kepala sekolah, kemudian membuka rekening Nomor 4180325811 a.n. Suhendy Casmita, (BCA KCP JATIWANGI) untuk memudahkan teman-teman alumni menyalurkan donasi (bila berniat, berminat, dan berkemampuan) dengan ikhlas untuk membangun dan memajukan sekolah.

Wednesday, October 14, 2009

Reuni Alumni SMA Negeri 1 Jatiwangi, Oktober 2009

Hari Sabtu dan Minggu (10-11 Oktober 2009) merupakan hari yang bersejarah bagi kami, alumni SMA Negeri 1 Jatiwangi (dulu SMA Negeri Jatiwangi), yang bersekolah antara Tahun 1978-1981, di Kelas IPA. Terhitung 28 tahun tidak pernah bertemu dalam jumlah besar, baru bisa bertemu di Bandung (UH, Setiabudhi).
Reuni ini dihadiri 26 orang, yakni bapak/ibu :
  1. Ahmad Sanusi
  2. Aman
  3. Anna Marijani
  4. Dedi Noer hidayat
  5. Dody Sungkawa
  6. Eladin
  7. Haris Budiyono
  8. Hendi Wijaya
  9. Herwan (Yusmira)
  10. Mamat R.S.
  11. Lilis Subardani
  12. Momon Surahman
  13. Muhammad Taufan Anshar
  14. Nanang Supriatna
  15. Nono Maskono
  16. Niniek Wahyunaningrum
  17. Rohimin
  18. Suhana
  19. Suhendi Casmita
  20. Tanty Puspawati
  21. Teti Herawati
  22. Teti Heriasih
  23. Uus Darusman
  24. Uju
  25. Yeni Gumulya
  26. Yoyon
Sementara itu ada 16 orang lain yang belum berkesempatan hadir, yakni :
  1. Aep Saefudin
  2. Agus Komara
  3. Ahmadi
  4. Ahyadi
  5. Edy
  6. Ismanaepudin
  7. Juhri
  8. Momon Bastaman
  9. Otong Sudarya
  10. Subaryana
  11. Sumardi
  12. Supartama
  13. Surahman (Encum)
  14. Tamarudin
  15. Tatang Sobandi
  16. Eh ... satu lagi kelupaan : K a r p i n

Selain itu ada 2 (dua) rekan yang bergabung yakni : Yusuf Syaiful Hamdani dan Benny. Acara ini terselenggara berkat kegigihan Ibu Anna Marijani yang dengan “telaten” menghubungi satu per satu rekan, so we call her as “the connecting people”. Donasi acara ini bersumber dari : Bapak Boss kita : Hendi Wijaya (mantan Ketua OSIS 80-an), Muhammad Taufan Anshar, dan Herwan, serta “particiaption fee” dari sejumlah orang lainnya. Tempat dipilih di Bandung, untuk mengakomodasi area domisili (Barat-Tengah-Timur). Acara ini dipimpin langsung oleh mantan Ketua Kelas (Bapak Suhendi Casmita, yang bijak dan humoris, gitu kata Ibu Anna mah) , saat ini malah bertugas menjadi Guru (dan Wakasek) di SMAN 1 Jatiwangi.

Sususan Acara Hari Pertama (Sabtu, 10 Oktober 2009, mulai Pukul 19.30)

Makan Malam
P e m b u k a a n
Curhat
Nyanyi bersama (sampai pukul 12.00)

Sususan Acara Hari Pertama (Minggu, 11 Oktober 2009, mulai Pukul 09.00)

P e m b u k a a n
Lanjutan Curhat
Dialog (11.00 – 11.20) :
tentang rencana reunian periode berikutnya,
gagasan acara, dll
Kalkulasi keuangan (11.20-11.25)
P e n u t u p (11.25-11.30)
Makan siang dan kemas-kemas
Foto bersama di luar hotel

Acara curhat masih seputar yang dulu bikin “geger” yakni : kisah skorsing mengambil foto “dokumen negara”, jurug-jurig ditalian, maenya Aep bersih, rambut heuras, main bola, dicabok, dll. Dalam dialog membahas bagaimana upaya alumni untuk siap membantu sekolah. Walaupun dalam jumlah yang relatif kecil, sisa uang yang terkumpul diserahkan kepada sekolah, pihak sekolah akhirnya membuat rekening agar donasi setiap saat dapat mengalir dari alumni yang mampu dan alumni yang peduli, untuk membangun ruang dan prasarana lainnya. Atas saran “Ketua Kelas” (yang bijak dan humoris itu, ehem ... ehem ...) maka dibuatkan blog “ALUMNI SMA Negeri 1 Jatiwangi”, agar rekan dan angkatan lainnya juga dapat tetap berkomunikasi walaupun tidak harus reunian (melulu). Rencana reunian (akbar) berikutnya adalah Tahun 2019 (insyaAllah, semoga panjang umur dan banyak amal, serta terpelihara silaturahim), sementara untuk memelihara silaturahim dapat menggunakan blog ini untuk berkomunikasi, juga menjadi media untuk menyalurkan gagasan dan saran alumni untuk memajukan sekolah.

Khusus bagi yang berkesempatan belum hadir, alumni SMA Negeri 1 Jatiwangi (dulu SMA Negeri Jatiwangi), yang bersekolah antara Tahun 1978-1981, mohon dapat menghubungi nomor kontak di bawah ini. Bila angkatan lainnya se-SMA dulu ingin memberikan komentar atau saran atau bergabung juga dipersilahkan menghubungi nomor kontak di bawah ini. Salam alumni.

Suhendi Casmita (0813 2411 2366) dan Anna Marijani (0813 8312 9898)